TK KARTIKA 4 SEBAGAI BASIS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MERUPAKAN CIKAL BAKAL PEMBENTUKAN MENTAL ANAK INDONESIA

Rabu, 07 Oktober 2015




DAPODIK PAUD


KATA PENGANTAR 
DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
















































































Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa pada akhirnya Buku Isian Data Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2013 ini telah disusun. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Saudara yang telah berpartisipasi dalam menyelenggarakan satuan PAUD diwilayahnya.








































Salah satu prioritas Program Pendidikan Nasional tahun 2010 - 2014 adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk itu dalam rangka upaya perluasan akses dan pemerataan layanan, pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini sedang mengupayakan agar setiap desa minimal memiliki satu layanan PAUD.








































Dalam rangka untuk keperluan pembinaan PAUD setiap tahun pada bulan Juli dan Agustus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menerus melakukan pendataan/pembaharuan data PAUD. Diharapkan semua Satuan  PAUD baik dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), maupun Satuan PAUD Sejenis (SPS), agar mengisi buku isian data secara lengkap dan benar.     








































Secara garis besar buku isian data ini mencakup:




















1 Identitas Lembaga;






























2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
























3 Tenaga Ahli;

































4 Peserta Didik;
































5 Frekuensi Layanan PAUD dalam satu minggu;




















6 Lama Waktu Belajar/Layanan;


























7 Sarana;


































8 Layanan Kesehatan dan Gizi;


























9 Program Parenting/Pendidikan Keorangtuaan;




















# Penerimaan Bantuan Sosial/bantuan lain;






















# Daftar Peserta Didik.






































































Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas partisipasinya yang telah memberikan dukungan dalam pendataan ini.



































































Jakarta,     Maret 2014.






































































Direktur,



























































































































































Dr. Erman Syamsuddin






























NIP 195703041983031015

Sabtu, 27 Juli 2013

DONGENG CERITA ANAK



SI PELIT

       Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.